Sebagaimana kami terangkan di muka,
Al-Qur'an tak menyebutkan nama Dajjal secara khusus. Tetapi dalam Hadits sahih
diterangkan bahwa barang siapa membaca surat al-Kahfi, ia akan diselamatkan
dari fitnahnya Dajjal, padahal surat ini khusus membahas agama Nasrani dan
ajarannya yang palsu. Terutama sekali sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir dari surat ini, khusus dibahas kepercayaan dan kegiatan bangsa-bangsa
Kristen. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa rnenurut Al-Qur'an,
f'itnahnya Dajjal itu hanya sebutan lain saja bagi kemenangan agama Nasrani.
Dengan perkataan lain, apa yang digambarkan dalam Hadits sebagai fitnahnya
Dajjal itu tiada lain hanyalah kemenangan agama Nasrani.
Dengan suara bulat semua kitab Hadits
mengumumkan bahwa fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar,
sampai-sampai kaum Muslimin diajarkan agar pada tiap-tiap shalat berdo'a kepada
Allah untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal: "Ya Allah, aku mohon
perlindungan Dikau dari fitnahnya Masih ad-Dajjal". Selanjutnya
diterangkan pula dalam Hadits bahwa setiap Nabi memperingatkan ummatnya
terhadap fitnahnya Dajjal. Dalam Hadits dinyatakan seterang-terangnya sbb:
"Tak ada fitnah yang lebih besar
daripada fitnahnya Dajjal, sejak terciptanya Adam hingga Hari Kiamat".
Semua kitab Hadits sama pendapatnya tentang
hal ini, dan peringatan ini diulang berkali-kali dalam berbagai bentuk kalimat.
Oleh karena itu timbullah pertanyaan, mengapa Al-Qur'an tak membicarakan
peristiwa yang digambarkan dengan tegas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai fitnah
yang paling besar?
Sebelum kami menjawab pertanyaan ini,
baiklah kami periksa labih dahulu sifat dua macam fitnah yang kaum Muslimin
diperingatkan akan terjadi pada akhir zaman. Pertama tentang fitnahnya Ya'juj
wa-Ma'juj, ini diuraikan seterang-terangnya, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam
Hadits; akan tetapi Al-Qur-an tak menerangkan tentang Dajjal, melainkan sebagai
penggantinya, Al-Qur'an hanya menerangkan fitnah besar berupa ajaran Kristen
tentang Ketuhanan nabi 'Isa. Dengan kata-kata yang tegas, Al-Qur'an mencela
ajaran ini sebagai fitnah yang paling besar bagi manusia:
"Langit hampir-hampir pecah dan bumi
membelah dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka mengakukan
seorang putra kepada Tuhan Yang Maha-pemurah" (19:90-91)
Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa
ajaran semacam itu tak pernah diajarkan oleh nabi 'Isa. bahkan sebenarnya,
ajaran itu bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa.
"Tatkala Allah berfirman: Wahai 'Isa
anak Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia ambillah aku dan ibuku
sebagai Tuhan selain Allah ? la ('Isa) berkata: Maha suci Engkau, tak pantas
bagiku mengatakan sesuatu yang aku tak berhak mengatakan itu… Aku tak berkata
kepada mereka selain apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yakni mengabdilah
kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu" (5:116-117).
Jadi menurut Al-Qur'an, ajaran tentang
Ketuhanan nabi 'Isa tak diajarkan oleh beliau, melainkan diajarkan oleh
Anti-christ atau Dajjal. Walaupun Al-Qur'an tak menyebut-nyebut nama Dajjal,
namun Al-Qur'an membicarakan ajaran Dajjal yang sesat berupa ajaran Kristen
tentang Putra Allah.
Jika kami memperhatikan Hadits yang
bersangkutan, inipun membenarkan apa yang tersebut di atas. Dalam hubungan ini,
hal yang mula-pertama menarik perhatian kami ialah, bahwa Hadits yang
menerangkan turunnya al-Masih, hampir semuanya memikulkan satu tugas kepada
beliau, yakni "mematahkan kayu palang" (yaksirus-saliba).
Jarang sekali Hadits yang menerangkan,
bahwa beliau ditugaskan untuk membunuh Dajjal. Hal ini memang aneh jika diingat
bahwa menurut Hadits, fitnahnya Dajjal itu fitnah yang paling besar di dunia.
Fitnah ini hanya akan disingkirkan oleh tangan Masih-Mau'ud. Akan tetapi pada
waktu membicaraka turunnya al-Masih, Hadits hanya menerangkan bahwa tugas
beliau yang paling besar ialah mematahkan kayu palang; ini menunjukkan
seterang-terangnya bahwa mematahkan kayu palang adalah sama artinya dengan
membunuh Dajjal.
Sungguh mengesankan sekali bahwa manakala
Hadits menerangkan fitnah zaman akhir, maka fitnah yang paling besar adalah
fitnahnya Dajjal; tetapi manakala Hadits menerangkan obat yang dapat
memberantas fitnah itu, maka hanya disebut patahnya kayu palang. Mengingat
bahwa tugas utama Masih-Mau'ud ialah mematahkan kayu palang, maka teranglah
bahwa fitnahnya Dajjal dan merajalelanya agama Kristen adalah, dua sebutan
belaka bagi satu idee yang sama.
0 comments:
Post a Comment